Langsung ke konten utama

Budaya Literasi di SMPN 17 Kendari

BUDAYA LITERASI DI SMPN 17 KENDARI Heriani Haris, S.Pd.,M.Pd. Kata ‘Literasi’ tidak lazim lagi bagi kita. Hal ini pemerintah melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 yang bertujuan menumbuh kembangkan budi pekerti yang baik. “Membaca Buku Nonpelajaran Sebelum Waktu Belajar Dimulai selama 15 Menit”. Literasi merupakan kemampuan seseorang mengolah dan memahami informasi saat membaca atau menulis. Oleh karena itu, Literasi sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk menambah kosa-kata, menangkap makna dari informasi yang sedang dibaca, mengembangkan kemampuan verbal, melatih dalam hal menulis, dan merangkai kata-kata yang bermakna, dsb. SMPN 17 Kendari pada tahun 2018 salah satu sekolah di Kota Kendari yang menerapkan literasi. Kegiatan tersebut terjadwal yang dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah, pendidik, dan peserta didik yang melibatkan orang tua, dan masyarakat. Hal ini selaras dengan program pemerintah melalui “Pendidikan Keluarga” orang tua hebat dan Paguyuban. Paguyuban SMPN 17 Kendari “Mopokoaso” (Bersatu) menjadi sarana dalam mewujudkan literasi melalui Kelas Inspiratif, dan pentas akhir tahun. Serta upaya mendekatkan buku dengan peserta didik melalui pojok baca atau sudut baca, majalah dinding (manding). Materi bacanya yang mengandung nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik. Untuk mencapai tujuan literasi di sekolah sudah tentu ada kendala dan hambatan yang dialami seperti; buku terbatas, buku kadang hilang atau tercecer, ada kegiatan yang mengganti literasi (ada penyuluhan dari dinas terkait, atau bukan, dan pihak swasta ) berupa sosialisasi sehingga rancangan tidak akan memenuhi target. Literasi di SMPN 17 Kendari dilaksanakan oleh tim gerakan literasi dengan berbagai teknik misalnya, setiap pendidik mata pelajaran dan wali kelas memiliki kreativitas tersendiri untuk kelas yang dibina atau didampingi. Pendidik mendampingi peserta didik sesuai jadwal yang ada. Pendidik bersama peserta didik membawa buku masing-masing. Peserta didik membaca di dalam kelas, di lapangan, dan di ruang terbuka hijau (RTH) mendekatkan perpustakaan dengan taman yang memiliki meja dan kursi atau kasebo sehingga peserta didik membaca di bawah pohon yang rindang sambil menikmati udara sejuk. Adakalanya peserta didik bergiliran tampil di depan kelas atau di depan teman-temanya untuk menyampaikan resum atau ringkasan buku yang tamat dibaca. Ada pula peserta didik membuat pohon literasi (Polit) dan membuat Skema literasi (Skelit). Khusus buku sastra Pendidik dan peserta didik dapat meceritakan kembali cerita yang dibaca, dapat membuat sinopsis atau menemukan unsur –unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra tersebut. Jadi, literasi di SMPN 17 Kendari akan tumbuh kembang budaya baca dan pembiasaan di sekolah sehingga minat baca warga SMPN 17 Kendari meningkat dan melahirkan generasi cerdas yang berkarakter.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMPN 17 KENDARI SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN